Alasan bau yang signifikan pada bahan EVA (etilena-vinil asetat) dapat dikaitkan dengan beberapa faktor:
Aditif: Selama produksi EVA, berbagai bahan tambahan seperti pemlastis, antioksidan, dan penstabil dimasukkan untuk meningkatkan pemrosesan atau sifat tertentu. Zat aditif ini dapat mengeluarkan bau saat terkena suhu tinggi selama pemrosesan.
Produk Sampingan Pembakaran Tidak Sempurna: Di bawah suhu pemrosesan yang tinggi, pembakaran parsial beberapa komponen organik dapat terjadi, yang mengarah pada pembentukan senyawa molekul kecil seperti keton dan aldehida, yang sering kali memiliki bau yang menyengat.
Pelarut Sisa: Jika pelarut yang digunakan dalam pemrosesan tidak sepenuhnya menguap, pelarut tersebut dapat tertinggal di produk akhir, yang berkontribusi pada baunya.
Struktur Polimer dan Kandungan VA: Struktur molekul EVA dan proporsi vinil asetat (VA) dapat memengaruhi profil bau bahan. Komposisi EVA yang berbeda menunjukkan karakteristik bau yang berbeda-beda.
Faktor Penyimpanan dan Lingkungan: Kondisi lingkungan selama penyimpanan, seperti suhu dan kelembapan tinggi, dapat menyebabkan perubahan kimiawi atau mendukung pertumbuhan mikroba, yang mengakibatkan bau tidak sedap.
Kontaminasi Silang atau Pemrosesan Sekunder: Kontak dengan zat-zat yang berbau selama proses produksi, pengemasan, atau transportasi dapat menyebabkan produk EVA menyerap bau tersebut.
Proses Berbusa: Untuk busa EVA, pilihan bahan peniup dan kontrol selama proses pembusaan juga dapat menyebabkan peningkatan bau.
Untuk mengurangi bau pada bahan EVA, produsen dapat mengadopsi langkah-langkah termasuk mengoptimalkan proses produksi, memilih aditif rendah bau atau tidak berbau, meningkatkan ventilasi pasca-produksi, dan menerapkan teknik penghilang bau secara fisik atau kimiawi (misalnya, perlakuan panas, paparan sinar UV, atau menambahkan deodoran). Langkah-langkah ini dapat mempertahankan kinerja EVA sekaligus mengurangi baunya secara efektif.